TARAKAN — Ketegangan terjadi di kawasan RT 1, Belalung, Tarakan Utara, saat ratusan warga pemilik lahan bersama aliansi mahasiswa menembus blokade milik PT Phoenix Resources International (PRI) pada Kamis (6/11). Aksi yang berlangsung sekitar pukul 10.39 Wita itu dipimpin oleh sejumlah perempuan lanjut usia.
Berdasarkan pantauan di lapangan, massa dalam jumlah besar berhasil melewati pagar kawat berduri yang dipasang perusahaan. Petugas keamanan perusahaan sempat berupaya menahan, namun kalah jumlah dan akhirnya mundur tanpa perlawanan berarti.
Salah satu perempuan yang berada di barisan depan, Aisyah (78), mengaku tak gentar memperjuangkan hak atas tanah yang disebut miliknya. “Saya punya lahan di sini, jadi tidak ada alasan untuk takut. Ini soal hak,” ujarnya di tengah teriknya matahari.
Setelah berhasil masuk, warga meminta operator alat berat di lokasi untuk menghentikan aktivitas. Sejumlah mahasiswa kemudian menyalakan api dari ban bekas dan membentangkan spanduk bertuliskan “Adili Pimpinan PT PRI, Limbah Hancur Hidupku” sebagai bentuk protes.
Salah satu mahasiswa, Michael menyampaikan orasi menggunakan pengeras suara. Ia mengutip falsafah masyarakat Dayak sebagai pembuka seruan.
“Adil terhadap sesama, bercermin pada surga, dan bernafas kepada Tuhan,” katanya, yang kemudian disambut teriakan “Arus!” oleh peserta aksi. Menurut Michael, aksi tersebut merupakan bentuk desakan agar perusahaan bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran lahan dan pencemaran lingkungan.
“Kami menunggu kehadiran direktur PT PRI untuk menjelaskan langsung kepada masyarakat,” desaknya.
Salah satu warga, Ricky, menduga jalan baru yang dibangun perusahaan di area tersebut digunakan untuk membuang limbah. “Jalan ini dulunya rawa. Dibuat saat perusahaan minta waktu negosiasi dari tanggal 2 sampai 31 Oktober,” katanya.
Warga kemudian memasang blokade tandingan dengan menggali jalan dan membangun pagar kayu. Seorang pria paruh baya terlihat memanjatkan doa sebelum pagar ditutup.
“Saya berdoa agar siapa pun yang berani merusak pagar ini akan menerima akibatnya,” bunyi doanya. (af)


Discussion about this post