Di Desa Bungayan, Krayan Timur, Kabupaten Nunukan, malam biasanya datang seperti gulita tak diketahui sampai kapan. Puluhan tahun, warga di desa perbatasan ini hanya mengenal terang dari sumbu lilin dan lampu tembok. Hingga Rabu 2 Juli lalu, sebuah aliran cahaya datang, bukan untuk mengusir gelap, tapi menghadirkan harapan.
Mungkin di hari itu, menjadi hari yang akan dikenang oleh warga Bungayan. Untuk pertama kalinya, listrik mengalir di desa mereka. Bukan dari setruman kabel PLN, melainkan dari air yang mengalir deras melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) hasil kerja sama Camat, kepala desa, dan para pendamping desa.
“Rasanya seperti mimpi,” kata Donal, seorang warga Desa Bungayan. Suaranya terdengar bahagia saat dihubungi lewat WhatsApp awak media alerta.co.id. “Anak-anak bisa belajar malam. Kami bisa merasakan apa yang selama ini hanya kami dengar dari cerita orang kota.”
Donal tahu benar bagaimana rasanya hidup tanpa listrik. Setiap malam diisi dengan temaram lampu minyak, dan segala aktivitas berakhir sebelum langit benar-benar gelap. “Kami pernah usulkan ke PLN, tapi belum juga masuk. Akhirnya kami berharap pada alam dan semangat warga,” kenangnya.
PLTMH itu hanya satu unit, alatnya didatangkan jauh-jauh dari Jawa. Cukup untuk satu desa saja, tapi itu sudah lebih dari cukup bagi Bungayan yang selama ini hidup dalam sunyi listrik.
Antusiasme warga pun tak terbendung. Baru sehari setelah peresmian, warga berbondong-bondong membeli peralatan elektronik. “Kulkas setengah pakai pun langsung habis. Semua orang ingin merasakan hidup baru ini,” ungkap Donal.
Untuk sementara, listrik belum dikenai biaya. Tapi Donal dan warga lain siap jika kelak ada iuran untuk pemeliharaan. Mereka tahu, terang ini harus dijaga bersama.
Pembangunan PLTMH pun bukan tanpa peluh. Warga bergotong royong mengangkut material—pasir, semen, pipa, batu—dengan kerbau. Tak ada truk atau alat berat. Hanya tekad, dan kepercayaan bahwa mimpi desa mereka bisa menyala.
Di Bungayan, malam kini tak lagi sama seperti malam-malam sebelumnya. (Anhar Firdaus)
Discussion about this post