TARAKAN – Gelombang desakan agar Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Utara, Nicky Saputra Novianto, melepaskan jabatannya semakin kencang. Tekanan itu datang dari sejumlah anggota PWI Kota Tarakan dan kabupaten di wilayah Kalimantan Utara.
Dalam pernyataan terbuka yang ditandatangani oleh anggota lintas media, para wartawan ini menilai bahwa Nicky telah gagal menjalankan roda organisasi secara demokratis, kolektif dan transparan.
Aspirasi itu muncul dari ketidakpuasan terhadap gaya kepemimpinan yang dinilai tidak melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan strategis. Mekanisme forum-forum internal yang seharusnya menjadi wadah diskusi dan penentu arah organisasi disebut kerap diabaikan.
Selain itu, anggota juga merasa suara mereka tak pernah diindahkan, meskipun telah disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
Para penggagas juga meminta PWI pusat turun tangan untuk menyelidiki dan mengevaluasi kondisi internal organisasi di daerah, serta mendorong pelaksanaan musyawarah luar biasa sebagai solusi penyelamatan organisasi.
“Maaf, saya tidak mau berkomentar soal itu,” kata Nicky saat dihubungi alerta.co.id, Jumat, 23 Agustus 2025.
Menanggapi dinamika ini, Sekretaris PWI Kalimantan Utara, Aswar menegaskan bahwa setiap aspirasi akan diproses sesuai jalur yang berlaku. “Kami memahami bahwa ini adalah bentuk ekspresi dari anggota. Sikap tersebut akan kita sampaikan secara berjenjang, sesuai mekanisme organisasi yang ada,” ujarnya, Kamis (22/8).
Ia juga mengingatkan bahwa PWI sebagai organisasi profesi memiliki aturan yang telah disepakati bersama dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT). Oleh karena itu, setiap persoalan internal harus disikapi secara proporsional dan tetap menjunjung tinggi etika organisasi. (af)


Discussion about this post