TARAKAN – Di tengah gerimis yang menyelimuti pagi pesisir Tarakan, puluhan kapal kecil perlahan meninggalkan dermaga Mako Lantamal XIII. Deru mesin perahu memecah ketenangan laut seluas 406,53 kilometer persegi, yang hari itu menjelma arena adu ketangkasan para pemancing dari berbagai penjuru Kalimantan Utara.
Turnamen mancing berskala provinsi itu dibuka secara simbolis oleh Senator muda asal Kalimantan Utara, Herman S.H., didampingi Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) Danlantamal XIII Kolonel Kadar Budyono, Ketua HIPMI Kaltara Ade Kurniawan, dan Ketua Panitia, Karno. Meski diguyur hujan ringan sejak pagi, semangat peserta tetap tinggi. “Meskipun gerimis, para peserta tetap antusias,” kata Karno kepada Alerta.co.id, saat menyaksikan kapal-kapal mulai bergerak ke laut lepas.
Sebanyak 98 tim ambil bagian dalam ajang ini, terbagi dalam dua kategori: Traditional Fishing dan Sport Fishing. Terdapat 38 tim di kategori tradisional dan 60 tim di kategori olahraga. “Mayoritas peserta berasal dari Tarakan, Pulau Bunyu, dan Tanjung Selor. Satu tim bahkan datang dari Balikpapan,” ujar Karno.
Turnamen ini tak hanya memperebutkan gengsi, tetapi juga total hadiah senilai Rp55 juta. Penghargaan diberikan dalam berbagai kategori seperti ikan terberat, jumlah tangkapan terbanyak, tim terbaik, spesies langka, hingga kapten terbaik.
Dalam kategori Traditional Fishing, tim Nusantara 910 keluar sebagai juara setelah sukses mengangkat ikan jenis Terbuan seberat 3,6 kilogram. “Kami hanya memakai umpan udang hidup. Dengan teknik tertentu dan kesabaran, alhamdulillah bisa dapat,” ujar Memet, salah satu anggota tim, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
Ikan seberat 3,6 kilogram itu menjadi satu-satunya tangkapan yang memenuhi kriteria lomba di kategori tersebut. “Kami tidak menyangka bisa juara pertama. Dulu kami pernah ikut turnamen serupa di Pulau Sadau dan hanya juara dua,” kenang Memet.
Lebih dari sekadar perlombaan, turnamen ini menjadi ruang temu komunitas pemancing dan pecinta laut di Kaltara. Hari itu, laut Tarakan bukan sekadar perairan, melainkan panggung kebersamaan, sportivitas, dan napas tradisi bahari yang tak pernah padam.(af)
Discussion about this post