TARAKAN — Pengamat politik Rocky Gerung kembali menjadi sorotan publik lewat kunjungannya ke Kalimantan Utara. Dikenal dengan pemikiran kritis dan gaya bicara yang tajam terhadap kekuasaan, lawatan Rocky kali ini dinilai tidak sekadar agenda intelektual.
Perhatian publik kian tertuju ketika anggota DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Utara, Deddy Sitorus, turut mendampinginya dalam sejumlah kegiatan. Kolaborasi keduanya memunculkan berbagai tafsir mengenai motif di balik kunjungan tersebut.
Sebagian kalangan menilai kehadiran Rocky bersama politikus PDI Perjuangan itu sarat dengan muatan politik. Figur yang kerap dijuluki “Presiden Akal Sehat” itu dianggap berpotensi mendongkrak elektabilitas Deddy Sitorus di wilayah konstituennya.
Namun, Deddy membantah anggapan tersebut. Dalam kuliah umum di Universitas Borneo Tarakan (UBT) bertema “Etika Berpikir dalam Demokrasi”, ia menegaskan bahwa kedatangan Rocky semata-mata untuk memberikan pemahaman mengenai persoalan masyarakat adat, khususnya di Kabupaten Malinau.
“Di Malinau, banyak masyarakat adat yang menginginkan agar Peraturan Daerah tentang pengakuan dan perlindungan masyarakat adat segera disahkan oleh DPRD,” ujar Deddy saat menjawab pertanyaan peserta kuliah umum di lantai empat Gedung Rektorat UBT.
Lebih lanjut, Deddy menyebut kehadiran Rocky juga diharapkan dapat membuka wawasan para aktivis di Kalimantan Utara terkait potensi pelemahan demokrasi yang dapat terjadi melalui revisi Undang-Undang Pemilu yang tengah dibahas.
Sementara itu, dalam wawancara terpisah dengan alerta.co.id, Rocky Gerung menjelaskan bahwa kedatangannya ke Kalimantan Utara bertujuan untuk mendengar secara langsung aspirasi, kritik, dan kemarahan publik di daerah tersebut.
“Amarah publik yang terukur tidak bisa disampaikan secara individual. Karena itu, para aktivis dikumpulkan agar kemarahan itu dapat diakumulasikan dan disampaikan secara metodologis,” kata Rocky.


Discussion about this post